Tanya Jawab

2 Juni 2003

Tanya jawab ini sengaja diwarnai berbeda.
Tak ada maksud apa-apa dengan perbedan itu,
selain agar buat pembedaan:
yang mana pertanyaan, yang mana jawaban.

whatComments :

1. Tentang ajakanku untuk bertaubat.

Aku mengirimkan artikel-artikel itu, gunanya bukan cuma sekedar sebagai wacana, kesejukan bathin atau niatan ibadah yang lebih kencang, walaupun itu semua juga benar. Tapi lebih kepada mengajak kamu untuk segera bertaubat. Aku ingin kamu benar-benar bertaubat, taubatan nasuha. Yaitu tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang telah kamu perbuat dulu, kembali ke jalan yang diridloi Allah. Kalau perlu, ikuti hukum islamnya, jika kamu pernah lakukan sebuah dosa zina, maka kamu harus dirajam. Apa kamu sanggup laksanakan itu? Bukan cuma sekedar beda dalam bentuk, karena hukuman seperti itu lebih baik dilaksanakan sekarang daripada nanti di akhirat. Itu hanya satu contoh tentang sebuah dosa, aku nggak tahu dengan dosa-dosa yang lain. Karena alasan itulah aku mengajak kamu untuk bertaubat. Selama Allah masih memberlakukan janjiNya untuk memaafkan makhlukNya yang berbuat kesalahan, asalkan ada kesadaran dari kita untuk meminta maaf padaNya. Karena kita di dunia ini cuma sebagai makhluk, abdi dari Tuhan. Maka selayaknyalah kita mohon maaf pada Tuan kita. Dengan begitu, mungkin, dengan ijinNya juga, kehidupan kita akan menjadi lebih baik lagi nantinya, amin. Karena setiap cobaan yang mendera kehidupan kita itu, bisa menjadi sebuah peringatan dan juga bisa menjadi sebuah ajang untuk meringankan beban dosa yang telah kita pikul. Aku harap kamu bisa mengerti maksudku. Bertaubatlah mas, mumpung kita masih diberi kesempatan untuk melakukannya. Ajakanku ini, semoga bisa kamu jadikan pertimbangan. Semoga..

Baca entri selengkapnya »

Dear … Rie Part II!

9 Mei 2003

icon_pa_email[ isi email ini kusalin seadanya ]

Malang, April 11, 2003

Last night, my Babe sent me this sms, it"s said :
(Malam tadi, Babe-ku mengirimkan sms ini, katanya; )
"Met tidur mbak… Jangan pernah merasa bahwa Dunia tak berpihak pada kita. Masih banyak dermaga bagi kita untuk melabuhkan asa…. Hidup memang penuh dengan romantika… Keep smile! (10 April 2003, 22:11:25)"

I was slap by his words, he always done those kind a thing. That"s why I love him a lot. This morning when I turn on the cassette, I played the Alejandro Sans song. The song that I heard while I make love with my heartbreaker. The memories directly crossed my mind. Is that true that he can"t let me go? That he wants me breaking? Gosh, forgive him. Lead him to your way. A better way, amin.

(Aku tertampar oleh kata-katanya, dia selalu melakukan hal-hal seperti itu. Itulah mengapa aku begitu mencintainya. Pagi ini ketika aku memutar sebuah kaset, aku memainkan lagu Alejandro Sans. Lagu yang aku dengarkan ketika aku bercinta dengan Si Penghancur hatiku. Memori-memori itu langsung melintas dipikiranku. Apa benar dia tak inginkan aku pergi? Bahwa dia menginginkanku hancur? Tuhan, maafkan dia. Tuntunlah dia ke jalanMu. Sebuah jalan yang lebih baik, amin.)


Baca entri selengkapnya »

Surat Buat Kangmas

8 April 2003

[ Ini adalah salinan email Diajeng yang dikirim bersama Dear … Rie! ]

icon_pa_emailMalang, 8 April 2003

Dear Kangmas,
Aku ngga tau harus mulai dari mana akan menjawab pertanyaanmu. Aku harap kamu udah membaca apa yang aku tuliskan di "Dear..Rie!", karena disitulah semua ungkapan hatiku bisa terbaca.

Yang ingin aku sampaikan sebagai pembuka adalah apa yang menjadi keputusan Mama dan keluargaku, tentang apa yang terjadi diantara kita. Pada awalnya mereka sudah merasa berat untuk membiarkan aku berhubungan denganmu. Karena pada saat kedatanganmu pertama di rumahku, kamu sudah tidak memenuhi persyaratan mereka yang pertama, yaitu AGAMA. Walaupun kamu mengaku bahwa kamu muslim tapi kamu tak beribadah selayaknya muslim. Tapi mereka memberikan toleransi bahwa kekuranganmu itu masih bisa ditambah seiring dengan berjalannya waktu.

Baca entri selengkapnya »

Dear … Rie!

8 April 2003

[ isi email ini kusalin dan kuterjemahkan seadanya ]

icon_pa_rateMalang, April 1, 2003

It"s now first of April. I"m afraid of something. Until now I still can"t forget about him. Yeah, him…., he the one who really broke my heart. No one does like he did to me. He said he loves me, but he hurts me at the same time. Is that love? Is love always hurt someone"s heart? He always pretended like there"s nothing he did that hurt me for any purpose. He always blame me, blame it to my family that what happened to me. How can I love someone that blind? Is that a real love that I have for him? I gave him everything, but he hurt me so.

Malang, 1 April 2003

Sekarang awal bulan April, dan aku takut akan sesuatu. Sampai sekarang aku belum dapat melupakan tentang dia. Yeah… dia, ia yang telah menghancurkan hatiku. Tak ada seorang pun yang pernah melakukannya padaku. Ia mengatakan bahwa ia mencintaiku, tapi ia juga menyakiti hatiku pada saat yang sama. Apakah ini yang di katakan cinta? Apakah cinta selalu melukai hati seseorang?

Ia selalu bersikap bahwa apa yang telah ia lakukan tidak menyakiti hatiku di semua kesempatan. Ia selalu menyalahkanku, menyalahkan keluargaku, pada apa yang telah terjadi pada diriku. Bagaimana aku dapat mencintai seseorang yang begitu buta? Apakah cinta sejati yang kumiliki telah kuberikan padanya? Aku berikan segalanya untuknya, tapi ia begitu menyakitiku.


Baca entri selengkapnya »

Siluetmu Menamparku!

8 April 2003

AvatarKalimat ini sudah berhari-hari kusimpan. Mestinya telah 6 atau 8 hari lalu kutulis, dan kukirimkan. Tapi kesehatanku benar-benar membuatku tak berdaya.

Ini pagi ke delapan di bulan April. Aku baru saja terjaga dari lelapku. Kebisingan hati, sungguh, membuat tidurku belakangan tak pernah nyaman. Bayanganmu – entah kenapa – selalu saja menjadi bunga tidurku. Padahal aku tak pernah merencanakan sebelumnya. Aneh, memang.

Terus terang, bayanganmu dalam tidurku begitu banyak meninggalkan pertanyaan. Barangkali itu sebabnya aku terkadang sampai tersentak bangun dengan tiba-tiba. Sekali-dua aku masih menganggap itu hanya bunga tidur biasa. Namun setelah hal itu berkali-kali terjadi, aku merasa tak kuat lagi untuk tak mengatakannya kepadamu. Apalagi aku bukan termasuk orang yang mudah melupakan masa lalu.

Baca entri selengkapnya »